BELAJAR MEDITASI KEPADA KUCING.
Abul Husain Ahmad bin Muhammad an-Nuri, adalah murid
Sari as-Saqathi dan sahabat karib al-Junaid. Sebagai seorang tokoh sufi
terkemuka di kota Baghdad, Abul Husain melakukan disiplin diri seperti yang
dilakukan oleh al-Junaid.
Ia dijuluki Nuri (Manusia yang Memperoleh Cahaya)
karena setiap kali ia berbicara di suatu ruangan pada malam yang gelap, dari
mulutnya keluar cahaya sehingga seluruh ruangan tersebut menjadi terang.
Syibli meriwayatkan: Aku pergi mengunjungi Nuri. Aku
dapati ia sedang bermeditasi dan tak sehelai rambutnya pun yang bergerak.
"Dari siapakah engkau belajar meditasi yang
seperti ini?", aku bertanya kepadanya.
"Dari seekor kucing yang duduk di lobang
tikus", jawab Nuri,
"binatang itu malah lebih tenang daripada
aku".
Ketika kucing sedang mencari tikus atau mangsanya,
si kucing ini sangat terlihat fokus sekali terhadap mangsanya tersebut. Kucing
selalu fokus pada satu buruannya, walaupun ada tikus yang lebih besar lewat di
dekat si kucing, si kucing tidak peduli, matanya tetap pada buruan awal.
Tubuhnya diam tidak bergerak dengan tetap tetap fokus sambil membuat posisi
kucing-kucing yang tepat untuk siap menerkam buruannya.
Lebih istimewa lagi ketika si kucing mampu bersabar
menunggu waktu yang tepat untuk menerkam si tikus. Akhirnya pada hitungan
kesekian si kucing melompat dan menerkam si tikus.
Hal ini seperti menujukkan bahwa harusnya kita dalam
melakukan dzikir atau meditasi tetap fokus dan sabar dalam menghadapi rintangan
dan godaan dalam meditasi.
Oleh cahaya gusti
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.