728x90 AdSpace

Selasa, 04 Juli 2017

Apa itu Sholat Daaim ?

Sholat Daaim ?
Di dalam praktek tasawuf, shalat merupakan bagian dari muraqabah (kontemplasi) terhadap Tuhan. Muraqabah itu meresapkan kesadaran bahwa Allah memonitor gerak-gerik kita baik lahir maupun bathin.
Muraqabah hakikat shalat itu dengan cara menghadapkan wajah jiwa kita ke hadirat Allah SWT yang telah menjadikan hakikatnya shalat. Shalat yang terdiri dari beberapa rukun yang bersifat perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Shalat sangat penting dalam tasawuf, sebagaimana disabdakan oleh nabi SAW ”Shalat adalah kenaikan (mi'raj) orang-orang Mukmin (menuju Allah)”. Nabi Muhammad juga bersabda, ”Hanya dalam shalat saja seorang hamba bisa dekat dengan Allah.”. Shalat menghubungkan sang hamba dengan Tuhan, dan mengisi jiwanya dengan cahaya-cahaya yang memancar darinya. Hubungan halus Sang Salik dengan Tuhan, rahasianya kedudukan tinggi dan kemuliaannya, pun dapat dirasakan dalam shalat. Itulah sebabnya Allah menyebut sang salik sebagai hamba-Nya (abduhu). Kehambaan ('abdiyah) ini dicapai dalam shalat. Shalat adalah anugerah khusus kepada manusia yang diberikan Allah melalui Nabi-Nya guna mengenang peristiwa mi'raj beliau, sebagaimana yang disebutkan dalam Al Quran.
Dalilnya adalah : "Sesungguhnya  shalat itu merupakan kewajiban bagi orang-orang yang beriman, yang ditetapkan waktunya" (QS. Al nisa':103)
Al-Qur’an menganjurkan banyak berzikir di luar salat. Dalam hubungan ini Allah SWT berfirman:
“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS.62:10)
Selanjutnya shalat daim yang penuh kontroversi dalam pandangan umum, karena umum hanya mengenal shalat lima waktu. Shalat daim atau disebut "asholatu daimulhaq" adalah shalat diam(tetap) tanpa gerakan, dilakukan terus menerus sepanjang hidup, disebut pula shalat abadi karena menuju alam kaebadian yakni orbit Tuhan.

Mereka yang mampu sholat daim adalah mereka yang tidak akan berkeluh kesah dalam hidupnya dan senantiasa mendapat kebaikan sebagaimana disampaikan Q.S 70 : 19-22. Nah, sholat daim ini modelnya seperti apa? Ah.. tentu saja tidak bisa dibeberkan disini karena sholat daim adalah “oleh-oleh” dari hasil pencarian spiritual manusia. Tidak bisa diceritakan ke semua orang kecuali mereka yang telah memiliki kematangan spiritual.
Sholat daim adalah sholatnya orang ‘arif yang telah mengenal Allah. Ini adalah sholatnya para Nabi, Rasul, dan orang-orang ‘arif. Ilmu ini memang tidak banyak diketahui orang awam. Lantas bagaimana dengan sholat lima waktu? Nah sholat lima waktu sebenarnya adalah jumlah minimal saja yang harus dikerjakan manusia untuk mengingat Allah. Pada hakekatnya kita malah harus terus menerus untuk mengingat Allah sebagaimana firman-Nya :
Dan ingatlah kepada Allah diwaktu petang dan pagi (Q.S Ar-Ruum (30) : 17)
Dan sebutlah nama Tuhanmu pada pagi dan petang. (Q.S Al-Insaan (76) : 25)

“Sholat daim adalah prilaku eling marang Gusti Allah terus menerus dalam setiap kondisi dan bahasa kitab keringnya adalah Ulil Albab ...... yaitu QS.(3) : 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Gusdur.
Shalat-shalat khusus seperti: mi'rajul mu'min, wustha, daimulhaq, adalah shalat dalam etika dan tatacara tersendiri dengan kalimat dzikir tertentu yang arahnya menuju kepada kedudukan(martabat Tuhan), dan adanya shalat yang terbagi lima waktu-17 rakaat adalah merupakan uraian(pedaran) dari shalat-shalat khusus tsb yang terdapat dalam ayat Alqur'an(wustha, daim, mi'raj), dan ayat tsb termasuk pada ayat mutasyabihat yang hanya bisa di tafsirkan dengan nahwu sharaf dan ilmu alat dalam tata bahasa Alquran pada tingkat tertentu, sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Menurut ajaran dari Sunan Bonang, Shalat Daim itu hanya duduk, diam, hening, pasrah pada kehendak GUSTI ALLAH. Raden Mas Syahid tidak disuruh untuk dzikir ataupun melakukan ritual apapun. Apa rahasia dibalik duduk diam tersebut? Cobalah Anda duduk dan berdiam diri. Maka hawa nafsu Anda akan berbicara sendiri. Ia akan melaporkan hal-hal yang bersifat duniawi pada diri Anda. Hal itu semata-mata terjadi karena hawa nafsu kita mengajak kita untuk terus terikat dengan segala hal yang berbau dunia.

Namun demikian, janganlah merasa cukup puas hanya dengan sholat lima waktu. Tingkatkanlah agar kita mampu melakukan sholat daim. Mari kita simak kembali ungkapan Sunan Bonang yang tertulis dalam Suluk Wujil :
Utaming sarira puniki
Angawruhana jatining salat
Sembah lawan pujine
Jatining salat iku
Dudu ngisa tuwin magerib
Sembahyang araneka
Wenange puniku
Lamun aranana salat
Pan minangka kekembaning salat daim
Ingaran tata krama
Artinya : “Unggulnya diri itu mengetahui hakekat sholat, sembah dan pujian. Sholat yang sebenarnya bukan mengerjakan isya atau magrib. Itu namanya sembahyang, apabila disebut sholat maka itu hanya hiasan dari sholat daim. Hanyalah tata krama”
Dari ajaran Sunan Bonang diatas, maka kita bisa memahami bahwa sholat lima waktu adalah sholat hiasan dari sholat daim. Sholat lima waktu ganjarannya adalah masuk surga dan terhindar neraka. Tentu yang mendapat surga pun adalah mereka yang mampu menegakan sholat yaitu dengan sholat tersebut, ia mampu mencegah dirinya dari berbuat keji dan mungkar.
Sholat daim ini juga disebut dalam SULUK LING LUNG karya Sunan Kalijaga: SALAT DAIM TAN KALAWAN, MET TOYA WULU KADASI, SALAT BATIN SEBENERE, MANGAN TURU SAHWAT NGISING. (Jadi sholat daim itu tanpa menggunakan syariat wudhu untuk menghilangkan hadats atau kotoran. Sebab kotoran yang sebenarnya tidak hanya kotoran badan melainkan kotoran batin. Salat daim boleh dilakukan saat apapun, misalnya makan, tidur, bersenggama maupun saat membuang kotoran.)
Syekh Siti Jenar mengajarkan dua macam bentuk shalat, yang disebut shalat tarek dan shalat daim. Shalat tarek adalah shalat thariqah, diatas sedikit dari syari’at. Shalat tarek diperuntukkan bagi orang yang belum mampu untuk sampai pada tingkatan Manunggaling Kawula Gusti, sedang shalat daim merupakan shalat yang tiada putus sebagai efek dari kemanunggalannya. Sehingga shalat daim merupakan hasil dari pengalaman batin atau pengalaman spiritual. Ketika seseorang belum sanggup melakukan hal itu, karena masih adanya hijab batin, maka yang harus dilakukan adalah shalat tarek. Shalat tarek masih terbatas dengan adanya lima waktu shalat, sedang shalat daim adalah shalat yang tiada putus sepanjang hayat, teraplikasi dalam keseluruhan tindakan keseharian ( penambahan , mungkin efeknya adalah berbentuk suci hati, suci ucap, suci pikiran ); pemaduan hati, nalar, dan tindakan ragawi.

Salat daim tersebut menurut mereka merupakan bentuk pengembaraan ahli kerohanian dalam mencari Tuhan. Untuk menemui Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Suci, dan Maha Sempurna, maka dalam pencarian itu seseorang harus suci secara lahir dan batin. Karena itu ia harus menghidupkan hati dan perasaannya untuk selalu ingat dan berzikir kepada Tuhan. Hal ini bisa dicapai dengan cara salat daim dalam arti tasawuf, yaitu “ ingat dan zikir yang terus-menerus”. Dengan demikian salat daim ini tidak dalam arti salat fardu lima waktu dan salat sunah, melainkan lebih sesuai jika diartikan zikir secara sufi yang terus-menerus.

Al-Qur’an menganjurkan banyak berzikir di luar salat. Dalam hubungan ini Allah SWT berfirman:
“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS.62:10)

Ini berarti bila salat daim itu dilakukan seorang muslim dalam arti zikir, tidak lantas ia bebas dari tugas melaksanakan salat fardu lima waktu sebagai kewajiban yang tak dapat ia tinggalkan. Setiap muslim wajib melaksanakan salat lima waktu secara aktif, rajin, baik, dan benar. Disamping itu ia perlu berzikir kepada Allah SWT kapan dan di mana pun, baik melalui salat fardu atau sunah dengan tata aturan yang baku, maupun di luar salat dengan cara-cara yang tidak diatur secara baku. Cara yang disebut belakangan inilah salat daim dalam arti tasawuf, dalam bentuk zikir, ingat, eling atau renungan rohaniah lainnya yang dapat dilakukan secara bebas tanpa ikatan aturan yang baku.

 Jakarta  


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Item Reviewed: Apa itu Sholat Daaim ? Rating: 5 Reviewed By: Rustadi