Apakah Anda Menang.......?!
Di sore hari ketika lebaran ada seorang santri mendatangi rumah Kiyainya, “ Guru mengapa dalam hari kemenangan ini, guru begitu sedih, kedua matanya lembab banyak menangis, apakah yang terjadi Guru.....?”
Sambil mengusap air matanya yang menetesi kedua pipinya Sang Guru berkata, “ Selama hidupku ini bibirku lebih banyak berbuat durhaka dan dosa dengan menyakiti orang lain ketimbang berbuat baik. Apakah bibir dan lisanku hari ini diampuni oleh Allah.........?!
Selama hidupku kedua mataku lebih banyak berbuat maksiat ketimbang melakukan ibadah. Apakah hari ini dosa-dosa dimataku ini diampuni oleh Allah......?!
Selama hidupku kedua telingaku sering mendengar suara yang diharamkan ketimbang mendengarkan sesuatu yang baik. Apakah kedua telingaku hari ini diampuni oleh Allah.....?!
Selama hidupku kedua tangangku sering berbuat dholim ke orang lain, ketimbang untuk beribadah. Apakah kedua tanganku hari ini diampuni oleh Allah....?!
Selama hidupku kedua kakiku selalu melangkah menuju kemaksiatan ketimbang menuju amal kebaikan. Apakakah dosa-dosa di kakiku hari ini diampuni oleh Allah....?!
Dari tadi malam sampai sore ini aku menangis penuh cemas, hawatir dosa-dosaku tidak diampuni oleh Allah, sedangkan tiap hari dosaku selalu bertambah sedangkan ibadahku semakin berkurang.”
“ Guru...anda yang lebih rajin beribadah masih merasa banyak dosa dan hawatir dosa anda tidak diampuni. Maka apalagi saya ini yang masih muda, sering melakukan maksiat. Sebetulnya justru kamilah yang harus banyak menangis dan merenungi dosa-dosa.” Jawab santri sambil menangis tersungkur di kaki sang Guru.”
“ Anakku tahukah kamu apakah hakekat Idul fitri itu....?” Tanya sang Guru sambil air matanya bercucuran meleleh.
Sang murid menjawab, “ Kami tidak tahu Guru, mohon anda jelaskan...?.”
“ Dalam satu hari kamu tidak bermaksiat, maka itulah Idul Fitri, itulah hari kemenangan.” Jawab Sang Guru sambil sesenggukan.
Jawab sang santri, “ Kalau begitu saya tidak layak merayakan idul fitri ini, untuk apa bajuku baru, sarungku baru, songkokku baru, sandalkau baru, tetapi jiwaku masih tetap saja suka bermaksiat dan melakukan dosa. Terimakasih guru atas pencerahannya.”
Akhirnya antara Guru dan muridnya menangis bersama untuk merenungi hakekat Idul Fitri.
Untuk Sahabat Fesbukiyyah, selamat merayakan lebaran.
DIambil dari FB.Cahaya gusti
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.