728x90 AdSpace

Kamis, 29 Juni 2017

MELEPAS BELENGGU DIRI

MELEPAS BELENGGU DIRI
Seorang santri Fesbukiyyah mendatangi kiyainya, “ Guru...! hatiku sangat mencintai kekayaanku berupa tanah, mobil, uang dan rumah, apakah hal itu merusak perjalanan ruhaniahku...?!.”

Sang Guru menjawab, “ Memiliki harta kekayaan yang berupa tanah, rumah, kendaraan dan yang banyak itu tidak salah, yang tidak dibolehkan adalah ketika jiwa/hati kita terikat dengan kekayaan. Karena hakekat zuhud itu bukan hidup miskin atau menjauhi dunia, melainkan orang yang memiliki harta tetapi hatinya tidak terbelenggu dengan hartanya.”

Sang murid bertanya kembali ke gurunya, “ Apakah tanda-tanda seorang itu sudah tidak terikat dengan dunia...?”
Sang Guru menjawabnya: “ Imam Ali bin Abi tholib menjelaskan dalam Nahjul Balaghah : “Keseluruhan zuhud ada pada dua kata dari Al-Qur’an, yaitu ketika Allah berfirman:
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ
Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang Diberikan-Nya kepadamu.” (QS.Al-Hadiid:23)

Maka barangsiapa yang tidak menyesal atas apa yang hilang darinya dan tidak terlalu gembira dengan apa yang telah didapatkannya maka dia telah menguasai kezuhudan dari kedua sisinya.”
“ Guru bagaimana caranya agar kita tidak terikat dengan harta dunia ini, mohon ajarilah kami.” Tanya santri tersebut.

Sang guru menjawab, “ Sekarang kamu rasakan masuk-keluarnya nafas dari kedua lubang hidungmu, ketika nafas masuk apakah kamu sangat bahagia dan membanggakan diri dan ketika nafas dari hidung keluar, pernahkah kamu menangis sedih karena telah kehilangan nafas...?”
Sang murid menjawab, “ Saya tidak pernah merasa bangga ketika nafas masuk lewat kedua lubang hidung, begitu juga saya tidak merasa sedih atas kehilangan ketika nafas keluar.”

Lalu sang Guru melanjutkan ucapannya, “ Mulai sekarang setelah sholat magrib, dan setelah sholat subuh, jika mampu setelah sholat tahajud. Setelah kamu membaca dzikir. Maka duduklah bersila, niatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mata terpejam, posisi duduk rileks dan santai, lalu fokuslah ke dua lubang hidungmu. Rasakan aliran nafas yang masuk dan rasakan aliran nafas yang keluar dari lubang hidung, biarkan nafas itu keluar-masuk secara alami, jangan dibuat-buat atau ditahan, lama waktunya terserah kamu.”

Sang murid bertanya kembali, “ Guru mengapa tehniknya memakai nafas....?.”
Sang Guru menjawab, “ Nafas itu adalah talinya Ruh/Jiwa, seonggok tubuh dianggap hidup jika masih punya nafas, jika tubuh sudah tidak bernafas, maka akan dianggap mayyat. Jika kamu kontinyu melakukan dzikir nafas, maka kamu bakalan menuju kesadaran Ruh, jiwamu terbebas dari sifat-sifat tercela dan dan cinta harta dunia. Ketika kamu mencapai kesadaran Ruh, maka kamu akan mencapai pencerahan ruhani, karena Ruh itu berasal dari Allah:
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh –Ku. [Qs. Al-hijir :29]”


Sumber: CAHAYA GUSTI
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Item Reviewed: MELEPAS BELENGGU DIRI Rating: 5 Reviewed By: Rustadi