728x90 AdSpace

Jumat, 30 Juni 2017

KEBO NYUSU GUDEL

KEBO NYUSU GUDEL
Setiap ketidak adilan dan kebencian meraja lela, maka Tuhan akan mengirimkan pesan melalui hamba-hambanya untuk menyuarakan keadilan dan kedamaian sesama manusia.
Munculnya Afi Nihaya adalah salah satu bentuk “pesan” Tuhan kepada bangsa Indonesia untuk mengingatkan betapa pentingnya nilai kemanusian dan persatuan.

Di saat elit-elit politik sibuk dengan menghalalkan segala cara agar memenangi Pilgub, dengan cara mempolitisasi agama, kitab suci, masjid, ulama. Para tokoh bangsa yang sebagian besar justru larut dan justru mengipasi munculnya rasa kebencian antar agama dan suku. Maka munculnya Afi Nihaya seorang cewek lulusan SMU membuat terperangah orang dewasa.

Membaca tulisan Afi dipostingan Fb-nya membuat sebagian orang sadar dan malu, bagaimana tidak anak kecil dan masih ingusan dalam dunia politik, tetapi wawasannya jauh kedepan dan sangat dewasa. Teman-teman sejawatnya sibuk dengan selfinya dan belanja di Mall, Afi justru sibuk menuangkan gagasan dan ide-ide pemikiran kebangsaan, kebinekaan dan kemanusiaan dalam bentuk tulisan.
Sebagian lagi justru tersinggung dan marah ketika membaca tulisan Afi terutama dalam tema WARISAN. Sehingga bukannya intropeksi diri justru menghina dan membully Afi. Begitulah sebagian sikap orang dewasa, maunya benar melulu, jika salah diingatkan bukannya terimakasih, melainkan justru marah dan tidak terima, karena merasa pengalaman dan ilmunya lebih tinggi dan hebat dari yang masih muda.
Dalam mencari ilmu itu tidak mengenal usia, belum tentu umurnya tua lebih pintar dan bijaksana, belum tentu juga setiap anak kecil selalu bodoh dan kurang pengalaman.

Dalam bahasa jawa ada pepatah Kebo nyusu gudel (kerbau netek ke anaknya) bahwasanya dalam belajar atau mencari ilmu seseorang yang lebih tua pun harus mau belajar atau berguru kepada orang yang lebih muda bahkan anak kecil sekalipun kalau memang orang yang lebih muda atau anak kecil tadi yang mempunyai ilmu.

Heran bin bingung mengapa sebagian orang sangat sensistif membahas WARISAN, maksudnya dalam hal ini adalah kita beragama karena mengikuti orang tua atau mendapatkan warisan dari agama orang tua.
Saya sendiri beragama Islam karena warisan orang tua, coba jika orang tua saya Hindu, maka agamaku Hindu juga. Sedikit sekali orang yang beragama karena pencarian ruhani dalam hidupnya.

Mungkin yang marah dan tidak terima dengan tulisannya Afi Nihaya, bisa jadi pernah trauma karena ada konflik keluarga yang disebabkan warisan orang tuanya. Atau jangan-jangan pernah mengalami tidak kebagian warisan dari orang tuanya.


Saya dan Afi Nihaya sama-sama dari kabupaten ujung paling timur yaitu Banyuwangi, jarak rumah saya dengan dia 25 kilo meter. Saya pribadi yang lebih tua merasa malu dan bangga diingatkan oleh Afi Nihaya yang lebih muda.
Pesanku untuk Afi Nihaya, "Jangan takut jika kamu dibully, jangan takut jika kamu dicaci. jadikanlah jiwamu seperti orang yang lagi dzikir, gangguan apapun jangan dihiraukan. Jangan terbelenggu dalam kondisi apapun, jika kamu sudah merasa tidak bangga jika dipuja dan tidak marah jika kamu di caci, maka itulah kondisi meditatif."

oleh Cahaya gusti fb
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

1 komentar:

  1. Itu mungkin hanya sekedar istilah saja yg namanya kerbo nyusu gudel

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Item Reviewed: KEBO NYUSU GUDEL Rating: 5 Reviewed By: Rustadi