Dalam menempuh perjalanan spritual jalannya sangat terjal dan banyak hambatan, jika kita tidak hati-hati dan waspada, maka bisa terperosok dan jatuh. Bahkan kadang godaan itu datang dalam bentuk “kenikmatan” ternyata efeknya justru menjauhkan diri kita kepada Allah Swt.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan bagi pejalan spritual, tidak secara mendetail, paling tidak sebagian diuraikan dalam tulisan pendek ini.
Tahap Pertama: Didatangi Jin & Syetan.
Bagai orang-orang pemula yang melakukan perjalanan spritual, biasanya tengah malam ketika melakukan dzikir, Jin dan Syetan akan datang guna meneror pejalan spritual. Tujuan utamanya adalah agar menggagalkan perjalanan spritualnya.
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Iblis menjawab, "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." [Qs. Al-A’rof:16-17 ]
Kadang mereka datang dalam bentuk wajah menakutkan, atau membuat suara-suara gaduh yang mengerikan, agar konsentrasi dzikirnya terganggu. Suara teriakan, jeritan, dan suara memanggil nama kita, kadang kala ada langkah kaki besar mendekat, pintu dibuat mainan.
Dahulu saya sering merasakan hal-hal di atas, bahkan mereka meneror untuk menjatuhkan mental kita, pernah suatu malam tubuh saya didekap oleh sosok berbulu lebat, saya berontak dan saya lawan, akhirnya mereka tidak mengganggu lagi.
Tahapan Kedua: Didatangi Benda-Benda Bertuah
Setelah Jin dan Syetan meneror pejalan spritual dengan cara mengintimidasi dan meneror gagal total, maka cara berikutnya adalah mereka akan memberikan kepada pejalan spritual dengan benda-benda bertuah bisa berupa keris, akik, merah delima, dan benda-benda lainnya.
Jika kita diberi benda keris lalu diterima, maka berikutnya kita akan sering mendatangkan dan mengambil pusaka keris itu dengan mudah di dalam tanah. Sehingga nama kita terkenal, para penggemar keris berdatangan. Akhirnya pejalan spritual tersebut lupa tujuan awalnya dan terbuai dengan mainan kerisnya.
Ingatlah kembali ketujuan dan niat awal, apakah kita mencari Allah Swt. atau mencari benda bertuah. Jika kita mencari Allah (makrifatullah) maka harus kita jauhi benda-benda bertuah tersebut, sekali kita terjebak dengan mainan tersebut sulit untuk melepaskannnya.
Dahulu sering waktu dzikir tengah malam banyak benda-benda bertuah berdatangan, tapi semuanya saya tolak. Bahkan pernah di dalam tanah ada cahaya dan bendanya berwarna kuning. Di waktu lain di saat berwudhu tidak jauh dari gubuk ada pohon bambu mengeluarkan cahaya ke atas.
Yang paling unik adalah setelah sholat subuh ada seorang nenek-nenek datang lalu memegang jempol jari tangan saya dan berkata, “ Nak ini jatahmu.” Saat itu juga kekuatan-kekuatan ghaib mulai masuk ke tubuh, tapi hati menolaknya, akhirnya nenek-nenek tersebut pulang sambil marah-marah. Nenek tersebut bukan manusia, tetapi penghuni ghaib, karena yang saya tempati di dalam hutan.
Kadang jin datang dengan bentuk berjubah atau memakai atribut ulamak, bahkan mereka sering ngaku-ngaku wali dan memberikan benda-benda bertuah, agar kita lupa dengan tujuan awalnya yaitu Allah swt.
Tahapan Ketiga : Didatangi Arwah-Arwah.
Setelah kita kuat dan istiqomah digoda dan dirayu oleh Jin, lalu kita meneruskan dan melatih pembersihan jiwa dari sifat-sifat tercela dan berusaha belajar mengamalkan sifat-sifat terpuji (budi pekerti), maka jiwa dan tubuh kita mulai bercahaya dan ketenangan jiwa semakin dominan untuk mencapai jiwa Muthmainnah (jiwa yang tenang).
Dalam kondisi hal itu kita akan sering di datangi oleh arwah keluarga kita yang telah meninggal baik ibu, ayah dan nenek dan kakek serta leluhur kita. Mereka sangat senang dan bangga melihat kita mau melakukan perjalanan spritual. Karena doa-doa kita bisa diterima mereka dan membantunya dalam proses perjalanan jiwa.
Begitu juga ada ruh/jiwa orang lain yang datang untuk minta enerji doa dari kita, karena dahulunya sewaktu hidup jauh drai Ibadah dan Allah, sehingga mereka menyesal dan awut-awutan kondisinya. Bentuknya bermacam-macam ada jiwa yang wajahnya kebingungan, ada yang berdarah karena bekas kecelakaan atau dibunuh orang, ada yang banyak boroknya, ada yang lusuh seperti orang gila.
Pernah setelah sholat subuh ada tetanggaku yang telah mati datang dengan tidak memakai baju, dan kulitnya kering kelelahan, sambil tanya, “ Mas dimana jalan menuju Allah..?.”
Sayapun menjawab, “Lho kamu kan sudah mati mengapa datang ke sini...?, dulu waktu hidup kamu sukanya mabuk, sekarang bingung sendiri.” Lalu diapun hilang, akhirnya saya doakan setap habis sholat.
Jika didatangi jiwa-jiwa yang kebingungan, maka bantulah dengan doa, yang paling baik adalah mengirimkan bacaan tahlil, mereka sangat senang sekali. Mereka akan sedih jika anak cucunya/keluarganya tidak mengirimkan tahlil.
Tahapan Ketiga: Diberi Karunia Kelebihan.
Jika kita tetap istiqomah dan kontinyu dalam tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa) dan menjalankan dzikir maka Allah akan memberikan beberapa kelebihan, mata ghaibnya terbuka, bisa melihat masa akan datang, ucapannya terjadi, doanya mustajab, bisa menyembuhkan orang sakit dan lain-lain. Ingat semua itu adalah bonus, bukan tujuan utama.
Jika kita tidak hati-hati dan berbangga diri maka yang muncul adalah sifat sombong dan mengklaim orang yang paling hebat, paling sakti dan paling pintar. Di saat inilah kita jatuh ke dalam lembah hawa nafsu.
Banyak sekali pejalan spritual jatuh gara-gara bonus tersebut, akhirnya banyak tamunya, uangnya banyak, dipuji orang, menjadi orang terkenal, apalagi sampai masuk TV. menjadi orang yang kaya, berdandan berjubah seperti ulamak. Akhirnya jadwalnya terlalu sibuk, maka dzikir dan ritualnya mulai kendor dan berkurang, biasanya tidak lama mereka akan tersungkur karena harta dan wanita.
Tahapan Keempat: Didatangi Ruh Para Wali
Jika kita tetap istiqomah dan tidak tergoda dengan bonus-bonus tersebut, dan terus melakukan olah spritual sambil membersihkan jiwa dari hawa nafsu dan sifat tercela, kemudian jiwa kita sudah mencapai jiwa Muthmainnah, yaitu jiwa yang tenang tidak mudah tergoda dari perbagai godaan. Maka para wali akan mendatangi kita baik yang masih hidup maupun mereka yang telah meninggal dunia.
Para wali akan mendoakan kita dan memberikan pelajaran-pelajaran ruhani tentang KeTuhanan atau memberikan nasehat dan bimbingan kepada kita, sehingga perjalanan ruhani kita semakin mudah. Para wali tidak mungkin memberikan kepada kita benda-benda bertuah atau jimat.
Tahapan Kelima: Didatangi Nabi Muhammad saw dan Ruh Para Nabi.
Ini adalah tahapan jiwa yang sudah muthmainnah, rodhiyah (jiwa diridoi oleh Allah) dan mardhiyyah ( Jiwa yang sangat telah diridhoi oleh Allah) maka akan berjumpa dengan Nabi Muhammad Saw. dalam mimpi. Bahkan sebagian besar guru mursyid bisa berjumpa dengan Nabi saw. secara sadar dan terjaga. Sehingga langsung diajari dan dididik oleh Rasulullah saw. sendiri.
Banyak sekali biografi ulamak-ulamak tasawuf yang bercerita pernah didatangi oleh Nabi Khidir as. dan diajari serta dibimbing. Ada juga yang ketemu dengan Nabi-Nabi lainnya seperti Ibnu Arabi, yang pengalamnnya diajari para nabi ditulis dalam Kitab Fusus al-Hikam.
Jiwa-jiwa yang suci, akan didatangi oleh Jiwa yang suci juga, jiwa yang kotor akan didatangi oleh Jin dan Syetan, kecuali orang-orang yang mendapatkan hidayah dan pertolongan dari Allah, mereka itu adalah pengecualian.
Mungkin para pembaca mempunyai pengalaman yang beda atau lebih komplit, bisa menambahi tulisan ini.
Cahaya gusti
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.