Apakah dan bagaimanakah pencerahan itu ???
Menurut Al Ghazali adalah penyaksian (musyahadah) secara langsung. Pencerahan adalah kasyaf, terbukanya tabir, berhadap-hadapan antara Ruh yang berasal dari Cahaya Allah dengan Cahaya Allah. Melalui cahaya ini orang-orang arif melakukan pendakian, mi’raj. Cahaya Allah akan senantiasa menyejukkan bathin kita. Cahaya itu akan membimbing serta memberikan petunjuk kepada kita untuk mendaki, naik ke tingkat demi tingkat berikutnya sampai kita mendapatkan harta yang luar biasa, mutiara yang tidak ada bandingnya di dalam bathin kita.
Perhatikan Firman Allah :
Surat Al Balad ayat 10-12 :
Dan kami tunjukkan kepadanya dua jalan, akan tetapi dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki. Tahukah kamu jalan yang mendaki itu.
Surat Al Insiqaaq ayat 19 :
Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat.
Surat An Nuur ayat 35 :
Cahaya diatas Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada yang Dia kehendaki.
Selanjutnya berpulang kepada diri kita masing-masing, apakah ingin naik tingkat atau tidak. Apakah kita ingin menyempurnakan keberagamaan kita ??? Bila ingin, ya kita harus mengikuti jejak Rosulullah saw sewaktu di gua Hira atau mengikuti jejak para Sufi untukmempelajari tasawuf.
Di dunia ini, jarang sekali orang yang mau mempelajari tasawuf, tidak ada paksaan dalam ajaran Islam. Seharusnya tasawuf di ajarkan sejak dini…agar perilaku para remaja terkendali…
Untuk mempelajari tasawuf apakah perlu dibai’at oleh seorang guru…??? Apakah Rosulullah pernah dibai’at oleh seorang guru…??? Apakah Rosulullah memiliki Guru Mursid…??? Tidak ada seorangpun manusia yang pernah menjadi guru Rosulullah. Karena hati beliau bersih, bahkan dada beliau pernah dibelah kemudian hati beliau dicuci bersih oleh Malaikat Jibril, maka beliau bisa mendapat petunjuk langsung dari Allah. Beliau tidak pernah dibai’at oleh siapapun. Allah-lah Maha Guru Sejati Rosulullah yang telah membai’at Rosulullah.
Allah telah membai’at kita semua ketika masih di alam arwah. Allah berfirman : Bukankah Aku Tuhan-mu. Para Ruh menjawab : Benar kami bersaksi ( Al A’raf 7 :172 )…!!!
Kata Rosulullah kita harus berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah…
Apakah kita masih belum percaya kepada Rosulullah, sehingga kita harus berpegang pada guru mursid???
Allah pun berfirman :
Katakanlah : jika kamu mencintai Allah ikutilah aku ( Muhammad ), niscaya Allah mencintaimu dan juga mengampuni dosa-dosa kamu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( ALI IMRAN 3 : 31 )
Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah … ( ALI IMRAN 3 : 79 )
Sabda Rosulullah saw :
Apabila khalifah tidak ada, maka menghindarlah, dan tidak ada kewajiban bai’at bagi kaum muslimin… tinggalkan semua golongan yang ada…
Mintalah fatwa pada hati-nuranimu sendiri setelah orang lain memberimu fatwa …
Berarti bukan membuat dewan imamah palsu seperti halnya Islam Jamaah atau berupa bai’at-bai’at tarekat-tasawuf pada masa kini, itu semua tanpa dasar baik dari Kitabullah maupun dari Sunnah Rosulullah…
Apakah kita masih ingin dibai’at oleh seorang guru yang disebut guru mursid…??? Apakah pegangan kita harus beralih kepada guru mursid …??? Pada umumnya setelah kita dibai’at oleh seorang guru yang menamakan dirinya guru mursid… kita harus selalu patuh kepadanya…
Akibatnya muncul iman taklid dan panatisme yang berlebihan kepada guru tersebut… Kemudian beranggapan bahwa seolah-olah hanya ajaran gurunya saja yang paling benar… Pola pikir menjadi terpasung… Tidak berkembang. Kita lupa bahwa murid bisa berkembang jadi presiden…Apa yang diperintahkan guru segera dikerjakan tanpa dicerna lagi… Para murid yang dibai’at lupa bahwa guru mursid juga manusia biasa yang darahnya masih merah, masih mempunyai hawa nafsu…
Imam Al Ghazali tidak menghendaki kita taklid dan dogmatis… Karena beliau adalah orang yang sangat kritis. Beliau dikenal sebagai Hujatul Islam melalui bukunya : IHYA ULUMUDDIN. Lalu apakah Al Ghazali membai’at murid-muridnya…??? Bagaimana bila kita tidak pernah berjumpa dengan guru mursid…???
Kini abad IPTEK. Bukalah internet untuk menambah wawasan tentang tasawuf. Kita tidak usah takut untuk berlatih dzikir – meditasi sendiri agar kita bisa mencapai tingkatan ikhsan…!!! Ingat Guru Sejati ada di dalam diri…!!!! Dia adalah Allah yang telah membai’at kita ketika masih di alam arwah dan Allah-lah yang akan membimbing perjalanan Ruh kita dengan Cahayanya menuju CahayaNya, bukan manusia (An Nuur 24 : 35)…!!!
Ingat : laa ilaaha illallaah adalah benteng Ku, barang siapa yang memasukinya, maka dia berada dalam perlindungan-Ku ( Hadits Qudsi )
Islam itu dinamis tidak taklid dan tidak dogmatis :
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang MahaPemurah, yang mengajarkan manusia melalui kalam. Dia mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya ( Al Allaq 96 : 1-5 )
Bertakwalah kalian kepada Allah dan Allah akan mengajari kalian …
( Al Baqarah 2 : 282 )… Allah Guru Sejati…
Allah akan membimbing dengan Cahaya-nya kepada Cahaya-Nya bagi yang dikehendaki-Nya ( An Nuur 24 : 35 )… Allah Guru Sejati…
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ( Ali Imran 3 : 190 )
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ( Yunus 10 : 100 )
Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berpengetahuan jika kamu tidak
mengetahui ( An Nahl 16 : 89 )
Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang berusaha melakukan perubahan ( Ar Rad 12 : 11 )
Ilmu Allah sangatlah luas, seperti samudera tanpa batas, tak mungkin kita bisa mempelajari semuanya. Kadang-kadang semakin banyak apa yang kita pelajari, ego kita menjadi semakin tinggi, sehingga kita menjadi semakin menjauh dari Tuhan… Oleh karena itu bukan seberapa banyak apa yang harus kita pelajari, namun seberapa dekat kita kepada Tuhan.
Selama ini ego kita yang ngoceh terus memohon kepada Tuhan, tanpa sedikitpun memberi kesempatan untuk mendengarkan Shabda Tuhan, apa kehendakNya untuk kita. Kita harus yakin bahwa Tuhan akan memberikan apa yang terbaik untuk kita di dunia ini. Oleh karena itu alangkah dungunya kita, kalau kita hanya merengek-rengek terus minta duniawi tanpa mau mendengarkan Shabda Tuhan.
Shabda Tuhan adalah hening …. dalam hening … Dia datang … menampakkan CahayaNya, serta dengan lembut Dia menyapa hambanya. Dalam hening dengarkan Shabdanya melalui telinga bathin … Justru inilah harta yang amat sangat berharga bagi kita, bukan harta duniawi, namun perjumpaan denganNYA.
Kata Rosulullah, pembersih hati adalah Dzikir dan jalan terdekat menuju kepada Allah adalah dzikir. Bila hati bersih pintu hati akan terbuka lebar, jalan menuju Allah bebas hambatan. Oleh karena itu mulai sekarang kita harus belajar berdzikir secara bertahap. Sebaiknya dilakukan setelah selesai sholat apa saja agar suasana sakral, suasana religiusnya terbina tahap demi tahap.
Putarkan kaset musik lembut sebagai pembatas waktu serta wangi-wangian atau dupa wangi untuk membantu menentramkan suasana hati kita yang sedang kalut.
Duduklah dengan santai di atas kursi atau duduk bersila di atas lantai dengan alas yang empuk. Duduk setegak mungkin tapi harus santai, jangan dipaksakan. Usahakan agar posisi kepala, tulang punggung sampai tulang ekor berada dalam satu garis lurus. Kedua telapak tangan berada di atas paha.
Santai,senyum dan pasrah sebagai langkah awal dari relaksasi.
Agar perhatian kita tidak bercabang-cabang, maka mata harus dipejamkan. Niatkan dalam hati untuk memusatkan perhatian ke satu titik di kening di antara kedua alis mata atau membayangkan lafad Allah, atau bayangkan wajah ibu kita, atau bayangkan wajah kita sendiri, hanya niat saja, tanpa harus memaksakan diri. Semakin dipaksa kerja otak akan semakin giat. Biarkan seperti air mengalir. Biarkan apa adanya. Setiap pikiran yang berkelebat jangan dianalisa, namun harus kita sadari agar kita segera kembali ke titik semula. Lambat laun pun akan terjadi relaksasi secara alami. Santai, senyum dan pasrahkan semuanya kepada Allah …
Ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit yang artinya dengan ujung lidah kita mengukir asma Allah pada langit-langit. Bila suatu saat nanti kita sudah tidak sanggup lagi untuk mengucapkan Asma Allah, maka cukup dengan menempelkan ujung lidah pada ukiran tersebut, berarti kita eling, ingat kepada Allah, maka kita mati dalam keadaan muslim…mati dalam keadaan berserah diri.
Cara berdzikir yang diajarkan Rosulullah saw kepada Sayidina Ali : Wahai Ali, pejamkan matamu dan rapatkan bibirmu, lipat lidahmu ke langit-langit mulut dan berdzikirlah Allah.. Allah.. Allah.. ( HR. THABRANI/BAIHAQI )
Bacalah buku RAIHLAH HAKIKAT, JANGAN ABAIKAN SYARIAT terjemahan Wahyuddin dari Syeikh Abdul Qadir Jaelani : Adab as-Suluk wa at-Tawashshul ila Manazil al Muluk., di halaman terakhir…!!! Diceriterakan bahwa pada saat menjelang maut, ujung lidah Syeikh Abdul Qadir Jaelani dilipat ke atas menyentuh langit-langit mengucapkan Allah… Allah … kemudian beliau wafat… sebagai muslim…
Ujung lidah tersebut akan memberikan rangsangan ke langit-langit diteruskan ke otak, ke kelenjar hypofisis, hypothalamus, thalamus dan kelenjar pineal. Hypofisis akan mengeluarkan hormon pertumbuhan untuk regenerasi sel-sel tubuh kita, daya kekebalan tubuh kita meningkat, dan sel anti kanker meningkat, sehingga tubuh kita menjadi sehat. Selain itu otak pun akan mengeluarkan hormon Endomorpin dan Melatonin yang akan mencapai kadar optimalnya pada saat puncak dzikir-meditasi, sehingga terjadi ekstase, otot-ototnya rileks, hatinya tenang dan tentram…
Bila otaknya direkam maka akan muncul gelombang Alpa kemudian pada puncak meditasi muncul gelombang Theta, dengan frekwensi 4 – 7 Hz.
Karena pengaruh Endomorpin pembuluh darah melebar, sirkulasi darah ke otak lancar, nutrisi dan oksigenisasi ke otak meningkat, sehingga sel otak yang aktif pun meningkat. Secara alami kita menjadi manusia yang cerdas lahir dan bathin. Kecerdasan Emosional dan kecerdasan Spiritualnya meningkat… Ini luar biasa.
Pada saat menahan nafas, penyerapan oksigen menjadi optimal, sehingga proses metabolisme di dalam tubuh meningkat, terjadilah reaksi kimia berantai di dalam tubuh sehingga aktifitas elektron meningkat yang akan menimbulkan gelombang elektromagnetik disekeliling tubuh kita. Bila saat meditasi gelombang elektromagnet ini direkam dengan alat photo Kirlian yang sudah dimodifikasi maka akan terekam cahaya aura, diawali cahaya merah, kuning, hijau, biru, ungu dan pada saat puncak meditasi akan muncul cahaya putih di sekeliling tubuh kita…
Kata Jalaluddin Rumi, apapun agamanya hasil akhir dari keimanan sama…
SEBELUMNYA DISINI
BERSAMBUNG.... KE JILID SELANJUTNYA...!!!!
BERSAMBUNG.... KE JILID SELANJUTNYA...!!!!
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.